Monday, April 30, 2007

Aku Bermimpi Jadi Pengusaha

We've just finished our first topic for this year! What an interesting journey. We started from February, got stuck by the flood, and other difficulties. But again, Thank God it's Friday, we've been able to conclude the topic in a climatic Business Ideas Presentation. Hope that this package gives something for all of us to start thinking not just as employee anymore, but hey maybe to start our own enterprise.

We have many speakers from a very vast background for this topic. We have Mrs. Sandra Sembel as our first speaker who taught us of how to find our very own business ideas. We have Mr. Roy Sembel to guide us to find the entrepreneur within ourselves with his trademark WISDOM Way. We have Mr. Sukiyat with his franchising experiences. Not to forget our brother, Nico, with his deep knowledge of marketing and product launching. And what is a business without proper research? Thankfully, Mr. Samuel Banjarnahor, an alumnus of MarkPlus was there to share his knowledge to us. And what can be compared to watching our own friends to present their business idea? We have that too!

So, what are you waiting for? Please, come and join us in the next Thank God it’s Friday sessions!



Sunday, April 29, 2007

Aku Bermimpi Jadi Pengusaha: Business Plan

Pada pertemuan ketiga tema Aku Bermimpi Jadi Pengusaha, TGiF mengangkat subtema Business Plan. File presentasi dapat di-download di sini.

Aku Bermimpi Jadi Pengusaha: Photos

Discussion Athmosphere

Mrs. Sandra Sembel

Group brainstorming


Thursday, April 26, 2007

Riset Pasar

Disarikan dari materi yang dibawakan oleh Sdr. Samuel Banjarnahor untuk TGiF

Beberapa indikator yang digunakan dalam melakukan riset pasar:

1. SES (Socio-Economic Status). Indikator ini menggunakan strata ekonomi-sosial sebagai basis pengelompokan prospektus. Bisa dilihat dari pengeluaran bulanan rutin dari prospektus tersebut. Dibagi dalam beberapa golongan:

a. SES A dengan pengeluaran > Rp. 2.850.000,00

b. SES B dengan pengeluaran Rp. 1.800.000,00 – Rp. 2.500.000,00

c. SES C dengan pengeluaran Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.800.000,00

d. SES D dengan pengeluaran Rp. 700.000,00 – Rp. 1.000.000,00

e. SES E dengan pengeluaran < Rp. 700.000,00

Riset ini dikenal juga dengan istilah riset kuantitatif.





2. Psikografis:

a. Quality/Snob customer, pelanggan yang mengutamakan kualitas atau nilai ekslusif dari suatu produk/jasa tanpa mempedulikan harga produk.

b. Value for money, pelanggan yang memperhitungkan benar nilai suatu produk terhadap uang yang harus dibayarkan.

c. Price sensitive, pelanggan yang mencari produk sejenis dengan harga yang paling murah.

Riset ini dikenal juga dengan istilah riset kualitatif. Riset ini mengutamakan pada bagaimana kita menjual produk itu, bukan pada apa produk kita sebenarnya (context is greater than content). Umumnya dilakukan indepth interview untuk menguak nilai-nilai terselubung dari prospektus.

3. Demografis atau lokasi:

a. Location sensitive

b. Location insensitive



Tuesday, April 24, 2007

Menguak Peluang Usaha

oleh Sandra Sembel
untuk sesi Aku Bermimpi Jadi Pengusaha

Lessons from the Top

Tahukah Anda bahwa …

  1. Walter E. Disney memulai bisnisnya dengan hanya US $ 40 dari garasi paman mereka?
  2. Sheryl Leach yang menciptakan Barney, adalah ibu rumah tangga yang mendapatkan ide bisnisnya dari masalah keluarga yang dihadapinya?
  3. Bill Gates memulai kerajaan bisnisnya hanya karena menekuni hobi di bidang teknologi informasi?
  4. Ray Kroc, pemimpin kerajaan McDonalds, mendapat ide bisnis dari pengalaman kerjanya berkeliling dari satu restoran ke restoran lain?




Intinya:
Ide bisnis ada di mana-mana dan bisa berasal dari mana saja. Yang perlu kita lakukan adalah mencermati tiap kejadian di sekitar kita dan mengidentifikasi ide bisnis yang terkuak dari dalamnya.

Strateginya:

  1. Beri solusi
  2. Beri kemudahan melakukan sesuatu
  3. Beri hiburan
  4. Beri informasi
  5. Beri pelatihan atau bimbingan untuk mendapatkan keterampilan baru
  6. Penuhi kebutuhan
  7. Atasi ketidakpuasan
Peluang Bisnis yang Cocok Untuk Anda
Dari begitu banyak ide/peluang bisnis yang ada, mana yang cocok untuk kita?

  • Yang memberi rasa nyaman/sejahtera ketika Anda mengerjakannya
  • Yang bisa menjadi ladang menabur talenta Anda
  • Yang bisa menjadi memberi dampak positif bagi banyak orang
Strategi menguak Ide Bisnis:
Dimana ada kemauan disitu ada jalan, dimana ada kesempatan, disitu ada ide bisnis. Lalu kesempatan apa yang mengandung ide bisnis?

  • Membantu orang lain. Pierre Omiday, pendiri website binis yang mempertemukan pembeli dan penjual dari berbagai penjuru dunia, menemukan ide bisnisnya ketika membantu seorang teman untuk mendapatkan pembeli. Ia lalu membuatkan sebuah website untuk mempromosikan barang dagangan temannya tersebut, dan mengundang pedagang dan pembeli lainnya untuk juga mencari pembeli atau penjual di website yang sama. Dalam beberapa bulan setelah peluncuran eBay, jutaan orang telah mengakses website ini. Pierre kemudian mengutip uang jasa 25 sen sampai 2 dollar bagi tiap penempatan informasi di website ini, dan juga mendapatkan komisi beberapa persen saja dari total tiap transaksi. Dalam tiga tahun setelah diluncurkan pertama kali tahun 1995, eBay sudah layak ditawarkan di pasar public. Tahun 2000 eBay sudah mengundang 22 juta orang untuk bertransaksi (jumlah ini lebih banyak dari jumlah penduduk di beberapa Negara bagian di Amerika Serikat). Dengan penghasilan yang diperolehnya dari website ini, Pierre akhirnya berhenti dari pekerjaannya sebagai insinyur programming di sebuah perusahaan dan berteken di usaha yang dibangunnya sendiri tersebut.
  • Hobi. Bill Gates, si raja komputer dari Amerika Serikat, memulai bisnisnya dari sebuah hobi mengutak-atik program komputer. Hobi yang ditekuni dengan serius ini telah berhasil membawa Bill Gates untuk menemukan komputer yang lebih praktis dan lebih mudah digunakan dari pada komputer besar yang pada saat itu digunakan. Ide ini pernah ingin dijualnya kepada perusahaan besar, tetapi ditolak. Penolakkan tidak membuat Bill Gates patah semangat, ia mencoba menyempurnakan ide bisnisnya tersebut, untuk kemudian dilempar kembali ke pasar sebagai ide bisnis yang ternyata diterima dengan baik oleh masyarakat. Dengan upayanya ini, Bill Gates berhasil membangun kerajaan Microsoft yang saat ini telah menggurita di seluruh dunia dengan pemasukkan yang luar biasa.
  • Pengamatan. Ray Kroc, tokoh dibalik sukses restoran waralaba cepat saji McDonald, mendapatkan ide bisnisnya dari pengamatannya terhadap tingkah laku masyarakat pekerja di sekitarnya. Ia mengamati mereka dan mendapatkan bahwa masyarakat pekerja senantiasa sibuk dan menginginkan layanan yang cepat ketika mereka menghabiskan waktu untuk makan siang. Dari pengamatannya selama perjalanan bisnisnya menawarkan peralatan masak ke beberapa restoran, Ray Kroc yang pada waktu itu berprofesi sebagai tenaga penjual, menemukan sebuah restoran unik yang dikelola oleh dua bersaudara McDonald. Restoran ini fokus pada satu jenis masakan saja dan masakan ini juga disajikan dengan efisien, sehingga waktu tunggunya juga sangat singkat. Restoran ini akhirnya dibeli oleh Ray Kroc dan dikembangkan menjadi restoran wara laba yang sukses yang telah merambah hampir ke seluruh negeri yang ada di muka bumi ini.


  • Ide lama. Jeff Bezos dari Amazon.com mendapatkan ide bisnisnya dengan memperbaharui ide lama penjualan buku di toko buku biasa. Ide lama ini ia perbaharui: tempat penjualan diperbaharui (bukan di toko buku, tetapi di internet). Cara pembayaran dan pengiriman buku juga diperbaharui (lebih dibuat praktis dan cepat). Praktis karena pembeli bisa membayar menggunakan kartu kredit kapan saja dan dimana saja ia berada. Pengiriman buku juga dibuat lebih cepat, dari pengiriman buku dengan memesan secara tradisional ke toko buku biasa.
  • Ide orang lain. Jennifer Basye Sander membangun kerajaan “Buku Kuning” (direktori) seluruh bisnis yang dikelola oleh wanita di kota tempat ia tinggal. Ternyata buku ini akhirnya menjadi laris. Informasi dalam buku ini senantiasa diperbaharui agar selalu up-to-date. Dari mana ide ini berasal? Ternyata ide ini ditemukan oleh Jennifer, penulis buku “Niche and Grow Rich”, dari kota lain yang sempat ia kunjungi yang juga memiliki Direktori serupa yang ternyata laris manis di kota ini. Ia lalu membawa ide bisnis ini (ide orang lain yang telah sukses diterapkan di satu kota) untuk diterapkan di kota tempat ia tinggal. Ternyata ide inipun mendapat sambutan yang luar biasa yang memberikan pemasukan yang memuaskan Jennifer Basye Sander.
  • Kolaborasi. Dua kepala lebih baik dari satu (Two heads are better than one). Begitu kata pepatah. Ternyata ada benarnya juga. Dewitt dan Lila Wallace berkolaborasi sebelum berhasil membangun kerajaan bisnis dari penerbitan majalah inspirasi bulanan Reader’s Digest. Ketika baru pulang dari tugas negara pada Perang Dunia ke II, Dewitt mendiskusikan ide untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk membangun kembali kepercayaan diri mereka dan menemukan ide-ide yang dapat diterapkan untuk mendapatkan pemasukkan. Dari hasil diskusi dengan isterinya Lila, Dewitt akhirnya mendapatkan ide bisnis yang cemerlang. Ide ini berhasil memberi inspirasi dan manfaat bagi banyak orang di seluruh dunia.
Modal yang Diperlukan
Uang memang penting, tetapi bukan merupakan yang terpenting sebagai modal dasar untuk membangun bisnis.

  1. Modal Dasar. Uang bisa datang dengan sendirinya, jika kita sudah memiliki modal dasar berikut.
    • Tujuan yang jelas dan spesifik akan apa yang ingin dicapai (semakin rinci semakin baik)
    • Keinginan untuk membantu (keinginan untuk menjadi berkat bagi orang lain)
    • Keyakinan teguh bahwa ide bisnis yang kita pilih memang dapat dimanfaatkan oleh target pasar yang dituju
    • Mental limpah ruah: keinginan yang tulus untuk berbagi sampai tuntas (sampai masalah dapat terpecahkan, kebutuhan terpenuhi, ketidakpuasan terpuaskan)
    • Budaya Unggul: keinginan untuk selalu melakukan yang terbaik
    • Integritas: Ucapan dan tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan dan dipercaya.
  2. Modal Uang. Bagaimana jika kita tidak memiliki uang yang cukup untuk memulai usaha:
    • Ide. Semua usaha berawal dari sebuah ide yang kemudian dijual. Jadi, asal kita sudah punya ide bisnis yang baik, walaupun belum punya modal, kita bisa menjual ide bisnis kita tersebut untuk kemudian dijadikan uang. Bill Gates, kaisar kerajaan Microsoft, juga memulai usahanya dengan modal ide. Setelah drop out dari Harvard, Bill Gates berani bermimpi untuk memiliki bisnis yang dapat menjadi saingan IBM. Mimpi ini ia pupuk terus sehingga membuahkan keberanian untuk bertindak. Dengan keberanian ini, Bill Gates menjual ide briliannya yang menawarkan solusi bisnis di bidang teknologi informasi ke berbagai investor, sampai akhirnya ia mampu menggalang dana yang cukup untuk memulai usahanya.
    • Kemitraan a la Restoran Padang. Jika kita punya ketrampilan tapi tidak punya uang, mengapa kita tidak bermitra dengan orang yang punya uang, tetapi tidak mempunyai keberanian dan ketrampilan yang kita miliki. Strategi bisnis dengan prinsip kerjasama win-win ini ternyata sudah lama diterapkan oleh para pelaku bisnis yang menekuni usaha restoran Padang. Tim manajemen dan Pemilik modal bermitra untuk menjalankan bisnis ini. Tim manajemen tidak digaji melainkan diberikan bagian keuntungan (sesuai dengan prosentasi yang disepakati bersama) yang diperoleh dari menjalankan bisnis restoran tersebut. Strategi kemitraan seperti ini tentunya bisa juga diterapkan di industri yang berbeda.
    • Bayar Di Muka. Dasar dari sebuah bisnis adalah kepercayaan. Jika orang lain telah menaruh kepercayaan kepada kita, tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk melakukan bisnis dengan modal dengkul. Misalnya saja, jika kita mendapat pesanan untuk mengekspor barang ke luar negeri, tetapi kita tidak punya cukup uang untuk memproduksi barang yang akan diekspor tersebut, kita bisa mencoba untuk meminta pembeli untuk membayar dimuka sebagian. Uang yang kita dapatkan ini bisa kita gunakan untuk memproduksi barang yang telah dipesan. Untuk mendapatkan uang muka tersebut, kita juga bisa mencoba mangukan aplikasi kredit ekspor ke bagian Trade Services di Bank, dengan menunjukkan sales contract yang sudah ditandatangani untuk mengekspor sejumlah barang serta dokumen lain yang diperlukan. Dengan menunjukkan kepastian pembelian barang dari mitra di luar negeri, akan lebih mudah bagi kita untuk memperoleh fasilitas kredit dari Bank. Cara ini banyak dilakukan oleh pelaku bisnis yang mengekspor barang ke luar negeri ataupun yang mengimpor barang dari luar negeri.
    • Perantara. Tidak ada modal bukan merupakan alasan bagi kita untuk tidak memulai usaha. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memulai bisnis dengan modal dengkul. Salah satunya adalah dengan bertindak sebagai perantara. Disini kita bertindak seperti perantara antara produsen (pemilik barang) dan konsumen (pembeli barang). Kita bisa membantu orang yang memiliki barang untuk menjualkan barangnya kepada konsumen. Lalu kita bisa menjualkan barang tersebut di tempat usaha kita (dengan cara konsinyasi). Setelah barang terjual, kita bisa mendapatkan komisi dari hasil yang terjual. Uang yang berhasil kita kumpulkan, bisa kita gunakan untuk mengembangkan bisnis kita lebih lanjut. Cara ini digunakan oleh Charles Scwab dengan bisnis pialangnya yang menjadi perantara dalam penjualan saham dan surat-surat berharga lainnya.
    • Jual Keahlian. Jika kita memiliki keahlian ataupun pengalaman berharga di suatu bidang yang jarang dimiliki orang lain, kita bisa mencoba menjual keahlian dan pengalaman kita tersebut untuk membantu orang lain dalam melakukan bisnis mereka. Jika kita memiliki pengalaman dan keahlian di bidang IT, kita bisa menawarkan pengalaman dan keahlian kita sebagai solusi bagi bisnis orang lain. Jika kita memiliki keahlian dalam bidang bahasa Inggris, kita bisa menawarkan jasa terjemahan dokumen, interpreting dalam seminar ataupun pertemuan bisnis, maupun pelatihan bahasa Inggris bagi pelaku bisnis. Jika kita memiliki keahlian dalam musik, kita bisa menawarkan keahlian kita untuk menghibur orang lain di berbagai acara, ataupun melatih orang lain untuk memainkan alat musik yang bisa kita mainkan. Para konsultan bisnis, konsultan pendidikan, artis, dan olahragawan profesional menggunakan strategi ini untuk meraih sukses.
Apa yang Perlu Dilakukan?
  1. Langkah Awal
    • Libatkan Tuhan: agar kita tidak salah jalan dan kita bisa yakin bahwa apa yang kita lakukan sudah sesuai dengan kehendakNya. Jika langkah awal sudah benar, maka usaha kita akan diberkati.
    • Tujuan yang jelas: Pastikan agar kita tahu benar apa yang ingin kita capai.
    • Tentukan daerah layanan: Tujuan yang jelas akan membantu kita untuk menetapkan daerah layanan dan target layanan kita.
  2. Langkah Selanjutnya
    • Lakukan observasi lapangan: Observasi usaha sejenis yang sudah sukses di sekitar kita  Coba perhatikan apa yang membuat mereka sukses.
    • Belajar dari yang sudah sukses: Jangan malu untuk bertanya pada yang sudah lebih dulu sukses.
    • Buat perencanaan: Perencanaan rinci yang melibatkan pengadaan dana yang diperlukan (dari mana saja sumber yang bisa digali, pengadaan jasa dan barang yang akan ditawarkan (jumlah minimum, harga jual, target jual), pemasaraan (bagaimana membuat target pasar kita tertarik untuk mengkonsumsi jasa/barang yang kita tawarkan), keuangan (estimasi keuangan masuk dan keluar selama paling sedikit enam bulan pertama), bantuan (siapa saja yang bisa dimintakan bantuan untuk operasional, keuangan, pemasaran, dll).
    • Test Pasar: Alokasikan waktu untuk mengetes apakah produk/jasa kita sudah layak untuk dikonsumsi orang lain  cobakan pada teman, keluarga, relasi yang bisa memberikan masukan secara jujur. Lakukan perbaikan berdasarkan masukan yang kita terima, sebelum kita benar-benar meluncurkan produk/jasa yang kita tawarkan.
    • Perbaikan berkelanjutan: Jangan lupa untuk terus berupaya melakukan perbaikan berkelanjutan.

Sukses untuk kita semua!
God Bless You!